Skip to main content

Dulu, kita itu..


Suatau masa, kita kan tersedih melihat apa yang telah kita lakukan, mengenang apa yang telah kita lupakan, menerawang apa yang telah kita tinggalkan.
Dulu itu,
kita tersenyum dalam ukhuwah dan keimanan,
kita berpelukan hangat saat baru datang dari kampung setelah liburan panjang dan Ramadhan,
kita belajar sebagai jihad dan kesungguhan,
kita berpacu ke Masjid diawal waktu sebagai lomba dan kebanggaan,
kita khusuk baca al ma’tsurat di shaf pertama,
kita memandang ke Laut sambil membenamkan ayat demi ayat yang kita hafal,
kita memejamkan mata sambil memurajaah hafalan yang akan disetorkan,
kita membawa mushaf sampai ke lapangan futsal dan tetap murajaah sambil menungu giliran,
kita iri ingin jadi imam seperti sebagian dari kita yang telah ustadz perbolehkan,
kita terlelap dengan mushaf masih di tangan
kita bermain bola dengan teriakan TAKBIR saat menjebol gawang lawan
ditengah dinginnya kampus kita ujung malam, beberapa orang menyelinap ke kamar mandi berwudhu dan menuju masjid yang masih gelap, mengantongi mushaf dengan bangga di saku jaketnya
dimasjid yang kelam, yang memang Lampu belum dihidupkan, seorang kawan terisak di dekat Tiang masjid dalam sujud Tahajjudnya...... desiran angin mengibarkan sarung kami, isakan itu hilang dikegelapan...
isakan tangis memohon ampun, dari kawanku yang jauh lebih banyak hafalannya, jauh lebih indah akhlaknya, jauh lebih santun ucapannya, jauh lebih tinggi nilai rapornya, isakannya melebihi isakanku, kondisi demikian semakin membuatku terisak labih keras, isakan kami bersahutan
saat waktu subuh datang, kita kembali mengambil wudhu karena pipi kita barusaja kering dari air mata yang meminta ampunan, berlama-lama shalat sunnah qabliah shubuh membaca hafalan terbaru, semua hening...... suasana dunia sudah sangat jauh seakan Allah akan menggelar Hari Pembalasan.
Dulu kita itu, terkagum-kagum dengan cerita para ustadz tentang kehebatan Islam masa keemasan, berdecak bangga dengan keberanian pasukan Islam, tersenyum haru dengan kisah ukhuwah yang suci tak tertandingi,

Dulu kita itu, ................
Maka akan datang masa kita teringat lagi, rindu lagi, dan ingin mengulangi kembali, meniti hari demi hari di sebuah dataran di kaki bukit Pinggiran Kota Padang
Ayo kawan, kita kembali pungut serpihan – serpihan itu, masukkan kedalam ransel lusuh kita untuk bekal sebelum langkah kita tak lagi bisa beranjak, sebelum kita kembali dikumpulkan di Lapangan Mahsyar, sebelum kita menjalani  Program Magang Di Kiburan......
Masih ada waktu, sebelum Suatau masa itu datang, dimana kita kan tersedih melihat apa yang telah kita lakukan, mengenang apa yang telah kita lupakan, menerawang apa yang telah kita tinggalkan.

Air Tawar Barat, 3 November 2013
Adnan Arafani, dulu dan Sekarang

Comments

Popular posts from this blog

Cerdas di Atas Kertas, Orientasi Pendidikan Islam di Era 4.0

           Era disrupsi selalu mengagetkan kita dengan realitas-realitas tak terduga yang terus bermunculan di tiap sektor kehidupan, siapa "kita" yang terkaget-kaget itu? Yang kaget dengan hal-hal baru pada zaman ini hanyalah kelompok generasi Y (milenial) ke atas, generasi Z tidak akan begitu kaget sebab mereka turut berkontribusi atas perubahan zaman, bahkan merekalah yang saat ini sedang membanjiri pasar industri. Terlebih gen alpha yang lahir dari rahim generasi milenial, mereka adalah penduduk digital yang asli di Bumi ini. Usia mereka 13 tahun kebawah dan merupakan generasi yang paling akrab dengan perkembangan teknologi, mungkin mereka tidak merasakan adanya hal yang baru.          Apa hal dan realitas baru yang dimaksud? Mulai dari sektor industri yang dijadikan istilah dalam perubahan tatanan kehidupan kita, yaitu revolusi industri 4.0 yang sudah dimulai sejak abad 20. Makin kesini makin kesana, kita ambil contoh sektor transportasi yang dirasakan mayoritas pendudu

“Ahmad nggak akan bisa bahasa inggris ummi”

Bismillah, mumpung banyak duduk-duduk di tempat KP, apalagi bisa online buka laptop yang biasanya Cuma dengan handphone, lebih baik menulis. Karna saya lebih suka menulis pengalaman pribadi, sebab yang tahu betul tentang kejadian, perkara dan pengalaman yang dialami seseorang tentu pelakunya, soal hikmah semua bisa memetik. Insyaallah bertekad membuat minimal tiga tulisan dalam waktu dekat, pengalaman belajar bahasa inggris, bahasa arab yang tidak begitu panjang dan pengalaman menghafal Quran yang sebenarnya juga hutang pribadi. Berikut tentang Aku dan Bahasa Inggris J  _________________________________________________________________________________  “Ahmad nggak akan bisa bahasa inggris ummi..”                               Setelah pindah dari Padang ke Jambi, aku memulai pendidikan jenjang TK dan sekolah dasar di Jambi. Ini adalah cerita singkat tentang hubunganku dengan bahasa inggris. Jujur, Ummi dan Abi ku bukan orang yang sering berinteraksi dengan bahasa ingg

Kejauhan itu Membuat Hati Semakin Rindu – Tarbiyah dari Allah

Tanpa kita sadari, setiap perjalanan hidup manusia beserta sejarahnya adalah tarbiyah dari Allah SWT, tergantung diri kita, apakah mampu mengambil pelajaran serta hikmahnya. Sedikit dari manusia yang bisa mengambilnya, Allahummaj ‘alnaa minal qoliil.. Lebih dari 1 abad yang lalu, imam syahid Hasan al Banna dalam usia 22 tahun mampu mendirikan organisasi yang ditakuti dunia, negara-negara besar mempertimbangkan kehadiran organisasi ini, musuh-musuh dakwah terlalu lamban dalam menghancurkan organisasi ini dengan menculik dan membunuh para pimpinannya, ketakutan mereka membutakan makar yang mereka susun sendiri, sebab organisasi ini sudah terlanjur memiliki anggota yang ikhlas dan rela mengorbankan harta serta jiwanya, sehingga ideologinya sudah sangat dalam menghujam tanah, nilai-nilai islam dan jiwa da’i dalam menyebarkannya sudah menjadi darah daging yang menyatu dengan jasad mereka., ia memiliki pondasi yang sangat kuat, ketika ia dibabat habis, tumbuhlah kembali manusia-manus