Sebelum masuk ke topic yang sebenarnya, berikut hadits panjang yang lumayan mencengangkan namun menggembirakan kelompok antigosip yang senantiasa menjaga lidahnya dari keburukan..
"Dari Mu'adz ra. berkata "Saya berkata: "Wahai Rasuulullah beritahukanlah kepada saya tentang amal perbuatan yang dapat memasukkan saya ke surga dan menjauhkan saya dari neraka". Beliau bersabda: "Kamu benar-benar menanyakan sesuatu yang sangat besar. Sesungguhnya hal itu sangat mudah bagi orang yang dimudahkan oleh Allah Ta'ala yaitu : Hendaklah kamu menyembah Allah dengan tidak menyekutukannya sedikitpun, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa pada bulan Ramadhan, dan berhaji ke Baitullah bila kamu mampu menempuh perjalanannya". Kemudian beliau bersabda "Maukah kamu aku tunjukkan pintu-pintu kebaikan? Puasa itu adalah perisai, sedekah itu dapat menghilangkan dosa sebagaimana air memadamkan api, dan shalat seseorang pada tengah malam", beliau lantas membacakan ayat : "Tatajaafaa junuubuhum 'anil mdhaaji'i yad'uuna rabbahum khaufan wa thama'an wa min maa razaqnaa hum yunfiquun. Falaa ta'lamu nafsun maa ukhfiya lahum min qurrati 'ayunin jazaa'an bimaa kaanuu ya'maluun (Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdo'a kepada Tuhan-nya denga rasa takut dan penuh harap, serta mereka menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka. Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu bermacam-macam nikmat yang menyenangkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan). Kemudian beliau bersabda:"Maukah kamu aku tunjukkan pokok dan tiang dari segala sesuatu serta puncak keluhurannya?" Saya berkata "Baiklah wahai Rasulullah". Beliau bersabda :"Pokok segala sesuatu adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncak keluhurannya adalah berjuang pada jalan Allah". Kemudian beliau bersabda:"Maukah engkau aku tunjukkan tentang kunci dari kesemuanya itu?". Saya menjawab "Baiklah wahai Rasulullah". Beliau lantas memegang lidahnya seraya bersabda:"Peliharalah ini". Saya berkata "Wahai Rasulullah, apakah kami akan dituntut terhadap apa yang kami katakan?" Beliau bersabda:"Celaka kamu, bukankah manusia tersungkur ke dalam neraka karena mukanya, melainkan akibat dari lidah mereka?" (Tirmidzy, dan ia berkata, hadits hasan shahih)
Gosip atau bahasa "kampung" ana ghibah
, adalah termasuk aktivitas yang disukai manusia. Diulangi sekali lagi : MANUSIA! Yang mana sering disalahkan dalam kasus ini biasanya kaum "tulang rusuk"(Ada nggak orang lain menggunakan sebutan ini ya..? Ha ha..). Namun menurut ana tuduhan ini sungguh tidak adil, karena ghibah adalah fitrahnya manusia, baik perempuan maupun laki-laki. Jadi kedua jenis makhluk Allah ini harus menjaga lidahnya agar tidak terjatuh pada perbuatan ghibah yang sungguh dilaknat Allah. Rasulullah SAW pernah bersabda : "Hal yang paling banyak memasukkan manusia kedalam neraka adalah apa yang ada di antara dua bibir (lidah) dan apa yang ada di antara dua paha (kemaluan)".
Namun pada kondisi tertentu, ghibah juga memiliki rukshah-rukshah. Ghibah yang diperbolehkan adalah dalam rangka mencapai tujuan yang dibenarkan syari'at, dimana bila tanpa ghibah tujuan tersebut tidak akan tercapai. Karena itu judul post ini Gunjing Asyiik (bagi yang bisa menggunakannya..)
Ghibah diperbolehkan dalam enam kondisi yaitu :
- Dalam hal penganiayaan. Orang yang merasa dirinya teraniaya, boleh mengadukan orang yang menganiayanya kepada penguasa atau orang yang mempunyai kemampuan untuk menindak lanjuti penganiayaan tersebut. Misalnya orang yang dianiaya mengatakan "Tadi si Fulan telah menganiaya saya". Maka tiada dosa bagi yang mengadukan tersebut.
- Dalam hal minta tolong untuk melenyapkan suatu kemungkaran dan untuk menegur orang lain dalam berbuat kemaksiatan. Misalnya seseorang berkata kepada orang yang diharapkan dapat melenyapkan kemungkaran "Si Fulan berbuat begini". Tetapi seandainya tidak bermaksud untuk melenyapkan kemungkaran yang dilakukan oleh Fulan tersebut, maka perkataan itu haram.
- Dalam minta nasihat, misalnya ada seseorang yang berkata kepada orang yang diharapkan dapat memberi nasihat "Saya diperlakukan seperti ini oleh teman-teman, guru, bahkan keluarga saya, apa yang harus saya lakukan?".
- Dalam hal memberi peringatan kepada kaum muslimin agar tidak terjerumus kedalam kejahatan.
- Dengan terus terang menegur kefasikan seseorang seperti kepada orang yang meminum minuman keras, orang yang merampas harta orang lain, orang yang menerapkan kebathilan dan sebagainya. Dalam hal ini seseorang boleh berterus terang menegur tindakannya yang tidak benar itu. Namun menegur bil hikmah, mau'idzatil hasanah, wa jaadil hum billatii hiya ahsan (An Nahl: 125).
- Dalam hal memberi pengertian atau kejelasan. Misalnya ada seseorang yang lebih dikenal dengan gelar, "Si Buta, Si Tuli, Si Cebol" dan lainnya. Dalam hal ini seseorang boleh menyebutnya ke orang lain denga gelar itu. Tetapi apabila dengan maksud mengejek atau menghina, maka hal tersebut di haramkan. Dan sebisa mungkin hindarilah gelar-gelar semacam itu.
Itulah 6 hal yang telah di sepakati oleh para 'ulama. Dimana mereka menetapkan pendapatnya itu dengan berlandaskan hadits-hadits shahih. Berikut beberapa hadits yang membuktikan enam hal di atas;
- Dari Fatimah binti Qais ra. berkata, saya datang kepada Nabi saw. dan berkata "Sesungguhnya saya telah dilamar oleh Abul Jahm dan Mu'awiyah". Kemudian Rasulullah saw. bersabda "Adapun Mu'awiyah maka ia adalah orang miskin yang tidak mempunyai harta kekayaan, dan adapun Abu Jahm maka ia tidak pernah menaruh tongkat dari bahunya (orang yang suka memukul). (Mutaffaqun 'Alaihi = Sangat disepakati atasnya, biasanya riwayat Bukhari dan Muslim) Pada hadits ini Rasulullah menjelaskan karakteristik rajulain (kedua laki-laki) tersebut agar Fatimah bisa mempertimbangkan antara keduanya.
- Dari 'Aisyah ra. berkata "Hindun yang istri Abu Sufyan itu berkata kepada Nabi saw. "Sesungguhnya Abu Sufyan adalah seorang suami yang kikir, ia tidak perah memberi belanja yang cukup bagi saya kecuali bila saya mengambil tanpa sepengetahuannya". Beliau bersabda: "Ambillah belanja yang cukup untuk kamu dan anakmu dengan cara yang baik". (Mutaffaqun 'Alaihi) Ini contoh untuk poin nomor tiiga di atas.
Juga beberapa hadits pilihan (piilihan ana, he he) yang sangat menjurus nan malacuik diri tentang dahsyatnya lidah dalam permasalahan seputar pergunjingan, baca semua ya, rugi kalau dilewatin...
- Dari Sahl bin Sa'd berkata, Rasulullah sa. bersabda:"Barangsiapa yang berani memberi jaminan kepadaku atas selamatnya apa yang ada di antara dua tulang dagunya (lidah) dan apa yang ada di antara dua pahanya (kemaluan), maka aku berani memberi jaminan surga kepadanya (Mutaffaqun 'Alaihi)
- Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya ia mendengar Rasulullah saw. bersabda "Sesungguhnya seseorang itu bisa karena mengucapkan suatu perkataan yang tanpa dipikirkan lebih dulu, menjadikan ia tergelincir ke dalam neraka karenanya; yang mana luas neraka itu lebih jauh daripada jarak antara timur dan barat" (Mutaffaqun 'Alaihi)
- Dari Sufyan bin 'Abdullah ra. berkata: "Wahai Rasulullah terangkan kepada saya sesuatu yang dapat saya gunakan sebagai pegangan". Beliau bersabda: "Katakanlah : Rabbiyallahu tsummastaqim (Tuhanku adalah Allah kemudian tetaplah pada jalan yang benar". Saya bertanya "Wahai Rasulullah, apakah yang paling engkau khawatirkan terhadap diriku?" Beliau memegang lidahnya sambil bersabda: "Ini". (at Tirmidzy)
- Dari Ibnu Umar ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda:"Janganlah kamu sekalian banyak bicara kecuali untuk dzikir kepada Allah, karena sesugguhnya banyak bicara yang bukan untuk dzikir kepada Allah Ta'ala itu menyebabkan kerasnya hati, dan sesungguhnya manusia yang paling jauh dari Allah Ta'ala adalah orang yang berhati keras". (at-Tirmidzy)
- Dari 'Uqbah bin 'Amir ra. berkata, "Saya bertanya, Wahai Rasulullah, apa yang dapat menyelamatkan itu?". Beliau menjawab "Kekanglah lidahmu, tetaplah dalam rumahmu, dan tangisilah dosamu". (Tirmidzy)
- Dari Abu Sa'id al Khudry ra. dari Nabi saw. beliau bersabda: "Apabila datang waktu pagi, maka semua anggota badan manusia memperingatkan lidahnya, di mana anggota-anggota badan itu berkata "Takutlah kepada Allah dalam memelihara keselamatan kami, karena nasib kami tergantung kamu, bila kamu lurus maka kami pun lurus, dan bila kamu menyeleweng maka kami pun menyeleweng". (Tirmidzy)
- Dari 'Aisyah ra. berkata: "Saya berkata kepada abi saw. "Puaskah engkau terhadap keadaan Shafiyyah yang begini dan begitu?" Sebagian perawi mengatakan: "Yang dimaksud yaitu keadaan Shafiyyah yang pendek". Kemudian bersabda:" Kamu telah mengatakan sesuatu yang seandainya dicampur dengan air laut niscaya dapat mempengaruhinya". Aisyah berkata "Saya pernah menceritakan keadaan seseorang kepada beliau, kemudian beliau bersabda: "Aku tidak suka menceritakan seseorang walaupun aku akan mendapat upah sekian dan sekian banyaknya". (Abu Daud dan Tirmidzy)
- Dari Anas ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda: " Ketika aku dimi'rajkan aku melewati suatu kaum yang mempunyai kuku dari tembaga di mana mereka mencakar-cakar muka dan dada mereka, kemudian aku bertanya, "Siapakah mereka itu wahai Jibril?" Jibril menjawab: "Mereka adalah orang-orang yang suka memakan daging sesama manusia dan mengganggu kehormatan sesama manusia (maksudnya : suka bergunjing) (Abu Daud).
Naah.. Sekarang lebih memilih qul khairan atau keep silent?? ya keduanya lah... asal tidak berkata yang buruk-buruk apalagi memburuk-burukkan...
*Hadits di atas dari Riyadus Shalihin
lah talacuiik?
ReplyDeleteaaa ghibah? tidaaaak ~x(
ReplyDeletepas baca judulx, ana terkejut gitu, eh rupax maksudx tak sprt yg sy bayangkan..:-)
ReplyDeletealhamdulillah lingkungansaat ini tinggal, dijauhkan dr ghibah, smg bs ttp istiqomah..
iya ya, biasax klo ngomongin ghibah sll aja sasaranx perempuan, padahal laki2 juga..
ReplyDeletepostinganx sgt bermanfaat akh..
@abi, alah bi..:)) sdh malacuik ksdaran qt ttg bahaya lidah..
ReplyDelete@dhila13, b-(
@amisha, alhamdulillah.. amiin..=))
@Adi A, betul skali bang:), trnyta lidah laki2 harus diwaspadai juga:|
afwan.baru sekarang bisa mampir..
ReplyDeleteberuntung orang yang Allah lindungi lidahnya dari mengghibah..mudahan Allah karuniakan itu kepada kita..amien..
amiin..:)
ReplyDeletelebih beruntung lg klw Allah memberi qt lidah seperti khalifah ke2, dimana Allah telah menempatkan kebenaran di lidah dan di hati Umar:((
izin copas ya...
ReplyDeletesilahkan.. :)
ReplyDeleteMakasih gan pencerahannya,
ReplyDeletewatawa shoibis shbar watawa shoubil haq
Salam ukhuwah